Langsung ke konten utama

Bukit Mencol Karangasem Bali Timur, Surga Tersembunyi dengan Pura Suci dan Pantai Gili Selang

 


Perjalanan di Bali berlanjut ke wilayah Bali paling Timur yaitu ke Bukit Mencol.  Bukit Mencol terletak di Banjar Gili Selang tepatnya di Seraya Timur. Pagi-pagi buta, Saya diajak Cici untuk berkeliling desa, berwisata, sekaligus menikmati pemandangan matahari terbit. Dalam hati  berkata, wisata apa yang pagi-pagi buta sudah buka? Kemudian Saya mengiyakan tanpa mandi maupun berdandan hehe. Namun tidak disangka makin ke ujung timur makin terlihat keren. Sepanjang perjalanan, Saya hanya ‘mlongo’ dan terus mengaktifkan kamera ponsel mode foto. Tidak disangka pemandangan hijau perbukitan dengan landscape pura suci dan pantai begitu indah tampak dari kejauhan. Jalanan pun sudah mulus beraspal. Nikmat mana lagi yang kau dustakan?



Alasan Bangunan di Bali Tidak Melebihi Pohon

Sedikit cerita saat perjalanan, pura suci Bali ternyata ada juga yang terletak di atas bukit. Saya juga tidak melihat ada rumah yang bangunannya menjulang tinggi atau melebihi pohon kelapa. Cici kemudian menjelaskan secara singkat bahwa di Bali bangunan tidak boleh lebih tinggi dari pohon kelapa. Masyarakat Bali percaya dewa bersemayam di gunung terutama di Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali. Nah, sebagai wujud penghormatan, bangunan tidak boleh bersaing dengan yang disakralkan tersebut.


Menurut Saya, larangan untuk tidak membangun bangunan melebihi pohon kelapa juga masuk akal bila dilihat dari segi lingkungan. Bangunan yang menjulang tinggi akan menjadi beban tanah sekaligus merusak tanah bila terus menerus dilakukan pengerukan. Inilah wujud atau upaya untuk melestarikan lingkungan bukan?

 

Pura Suci dan Pantai Gili Selang di Bukit Mencol
Sebelum sampai ke Bukit Mencol, kami parkirkan motor terlebih dulu kemudian menaiki anak tangga yang tidak terlalu tinggi. Terdapat pura yang tertutup semak belukar meskipun begitu tempat tersebut sakral dan pengunjung juga harus menjaga etika. Gugusan perbukitan tampak asri dan menyegarkan mata. Kami begitu menikmati alam sembari duduk-duduk dan berswafoto. 




Nuansa semakin syahdu karena tempat begitu sepi dan hanya terdengar musik khas Bali yang diputar hingga terdengar di atas bukit.  Tempat ini sangat cocok untuk tadabur alam, terlihat pula pemandangan pantai Gili Selang hingga deretan kapal atau perahu nelayan.

Gili Selang Karangasem juga termasuk wisata perawan karena belum begitu banyak pengunjung juga menjadi salah satu surga tersembunyi di Karangasem Bali. Bila disini ternama dengan kampung nelayan karena mayoritas mata pencarihariannya  sebagai nelayan maka di mata Mancanegara, Gili Selang adalah surganya spot diving ternama. Bila ditempuh dengan menggunakan boat dari Padangbai kira-kira sekitar 45 menit lamanya. Nikmati sensasi diving di pulau kecil nan indah di ujung timur Bali.

 

Menikmati Sunrise di Bukit Mencol Karangasem

Waktu yang tepat untuk berkunjung adalah saat melihat balutan sunrise atau matahari terbit, apalagi udaranya sangat bersih dan jauh dari polusi. Benar-benar pengalaman yang spesial. Disini belum ada pengelolanya, sehingga belum ada fasilitas seperti tempat sampah maupun kamar mandi jadi diharapkan pengunjung yang kesini juga dapat menjaga kebersihan.



Setelah puas dengan pemandangan menawan yang gratis ini, kami kemudian turun dan mengambil motor. Belum sampai menyalakan mesin, ada penjual sayur keliling menggunakan motor. Karena pagi ini kami juga harus menyiapkan makanan, maka sekalian belanja adalah ide yang bagus.


Saat di perjalanan pulang, Cici juga sempat memberitahukan bahwa hanya perlu menyebrang pulau, kita sudah bisa ke Lombok. Dalam hati,  Saya yakin bisa datang kesini lagi. Mungkin berkunjung ke surga tersembunyi lain di Karangasem Bali atau mungkin menyebrang pula uke Lombok? Jalan Tuhan tidak ada yang tahu bukan?

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jelajah Sejarah dan Asal Nama Kediri di Desa Siman Kepung, Kediri

Perjalanan kali ini tidak jauh dari sebuah agenda yang kami rencanakan di aplikasi Trello dan desa yang kami kunjungi selanjutnya adalah Siman. Ya sembari memulai tulisan di blog tentu saja keinginan kami ‘plesiran’ adalah menyelami sejarah terutama tentang Kediri dan sekitarnya. Lantas apa saja yang kami temukan?  Setiap perjalanan membawa ‘energi’ tersendiri bagi kami. Menemukan tempat baru yang enak bukan sekedar untuk ‘nongki’ adalah bonus. Jika biasanya desa Siman selalu identik dengan pemandangan waduk buatan nan syahdu di kala senja beradu, kini kami sengaja menambahkan list tambahan. Setelah googling beberapa hari keberangkatan, kami menemukan sesuatu yang menarik.  Prasasti Paradah Siman dan Cerita Asal Nama Kediri Prasasti Paradah berada di Desa Siman Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Tempatnya tidak strategis karena berada di dalam gang. Ya tentu sebelum kami menuju lokasi tersebut, kami bertanya kepada salah satu warga sekitar. Terdapat ...

Kisah Lain di Benteng Pendem Van Den Bosch Ngawi dan 3 Jam Motoran yang Berkesan

  Motoran dari Kediri ke Ngawi membawa tantangan tersendiri, 3 jam sudah waktu yang kami tempuh dimulai dari kota asal kami, Pare Kediri menuju Ngawi pukul 06.30 wib. Berbekal nyali para perempuan tangguh sebelum menjelang siang atau sekitar pukul 09.00 wib kami pun telah sampai di kota yang mendapat julukan kota bambu dengan icon monumen bambu bertuliskan “Ngawi Ramah”. Benteng Van Den Bosch atau dikenal dengan Benteng Pendem yang terletak di pertemuan sungai Madiun dan sungai Bengawan Solo, berlokasi tidak begitu jauh dari pusat kota yaitu berjarak 1 km. Setelah memasuki lokasi Benteng Van Den Bosch kami parkirkan motor dan membayar tiket masuk sebesar 10.000 rupiah. Pemugaran Benteng Van Den Bosch Memasuki pelataran benteng, menurut versi yang Saya baca dan pengamatan secara langsung, memang benteng ini terlihat seperti dipendam dan dibangun lebih rendah dari tanah disekelilingnya. Fakta menariknya benteng ini ternyata sudah pernah dilakukan pemugaran di mulai dari tahun 2...